Oleh Putry Army F
Siapa yang tak kenal musik, sebuah elemen bunyi yang menghasilkan nada-nada indah penuh makna dari untaian lirik yang mencerminkan cerita kehidupan. Dari musiklah seseorang dapat mengutarakan isi hatinya, baik yang terpendam atau terasakan saat ini. Percaya atau tidak setiap orang dapat menikmati, bernyanyi, dan memainkan nada-nada indah lewat alat musik. Setidaknya itulah yang bisa dilihat dari pengalaman saya sebagai relawan di Rumah Impian (Dreamhouse).
Saya memang belum lama menjadi relawan musik di Rumah Impian. Faktor yang paling mendorong saya untuk berbagi ilmu dengan adik-adik di Hope Shelter adalah bahwa musik itu milik kita semua, termasuk juga pembelajaran musik. Selama ini, orang berpendapat bahwa pembelajaran musik hanya untuk orang-orang tertentu, orang-orang berduit, atau orang-orang yang berbakat musik saja, sementara yang lain cukup sebagai pendengar saja. Menurut saya musik tidak hanya milik sebagian orang, tapi milik semua.
Pertengahan September adalah awal saya berbagi dengan adik-adik di Rumah Impian. Langsung saja kedatangan saya saat itu disambut oleh keceriaan adik-adik di sana. Keceriaan merekalah yang membuat saya bersemangat untuk terus berbagi dengan mereka. Ada Asih, Jihan, Anis, Wulan, dan Dwi, yang luar biasa. Sekilas orang bisa memandang sebelah mata bahwa anak-anak seperti mereka tidak bisa apa-apa dan tidak mempunyai masa depan yang cerah, ternyata mereka semua salah. Mereka semua adalah anak-anak yang berbakat dan mempunyai mimpi besar dalam hidupnya. Itu terlihat dari keceriaan dan antusiasme mereka dalam belajar, khususnya belajar musik.
Saya semakin dibuat takjub oleh bakat musik Dwi. Gadis remaja yang sangat mengidolakan artis Korea ini tak pernah berhenti untuk bermimpi akan masa depan. Dia tak pernah berhenti mengajak kawan-kawannya untuk jangan pernah takut bermimpi. Ajakannya tertuang dalam lirik lagu yang dia buat sendiri dalam bahasa Korea, bahasa yang menurut saya lebih rumit dari bahasa Inggris. Dia bisa melafalkannya dengan lancar, dan langsung saja bersama-sama kita semua menyanyikan lagu ini. Adik-adik yang lainpun ikut antusias menyanyikan lagu berjudul “Impian” ini.
Dwi ternyata tidak sendiri, ada Tio dengan bakat bermain gitarnya yang luar biasa, bahkan dari segi pengalaman manggung boleh dibilang justru saya harus banyak belajar dari dia. Waktu saya bertanya “Tio, cita-cita kamu apa?”, sontak dia menjawab dengan semangat “saya mau jadi seniman musik kak!” Kata-kata tio inilah yang membuat saya berpikir bahwa anak seperti Tio dan Dwi tak ubahnya anak-anak lain seusia mereka, tak ada bedanya Terlepas dari tempaan kerasnya hidup yang mereka rasakan, mereka adalah anak-anak yang berbakat.Mereka menyadarkan saya bahwa apa yang orang lain katakan tentang mereka bahwa mereka tidak bisa apa-apa itu tidak benar. Malah justru saya yang dapat belajar dari mereka, dibalik kerasnya hidup yang mereka jalani, mereka masih bisa bermimpi akan masa depan. Melalui musik, mereka bisa menyalurkan seluruh isi hati mereka. Musik membahagiakan mereka.Tanpa harus mengenal siapa kamu dan siapa aku, yang jelas musik bukan milik kamu, dia, atau aku saja, tapi milik bersama,dan saya sangat senang dapat menjadi bagian dari mereka, dari Rumah Impian (Dreamhouse).