Ditulis oleh Casmira G. De Araujo
Pada hari Sabtu, 9 Desember 2017, Youth South East Asian Leader Initiative (YSEALI) bekerja sama dengan SDGs Community dan Merit Yogyakarta mengumpulkan 50 orang peserta dari berbagai komunitas maupun perorangan untuk ikut ambil bagian dalam “Social Innovation Talk on JogjaSDGs Workshop” dalam project Youth Asean Actioner (YAA), saya mewakili Yayasan Rumah Impian Indonesia. Tema kegiatan ini adalah “Social Innovation in Building Local Communities towards Sustainable Development Goal” dengan tujuan untuk mengembangkan rencana aksi dan menghubungkan berbagai komunitas pemuda sebai langka awal untuk melokalkan United Nation SDGs di Yogyakarta.
Dalam setengah hari kami mendapatkan pembelajaran yang luar biasa. Pembicara Pertama Kakak Ayu Kartika Dewi dari SabangMaurake, memaparkan materinya dengan sungguh mengesankan dan begitu tertanam dalam benah. Bagian terpenting dari Materinya adalah Design Thinking, tidak bisa saya lupakan begitu saja. Design Thinking terdiri dar 4 tahapan, diantaranya (1) How might we, pertama-tama kita harus merumuskan pertanyaan mengenai apa yang menggugah kita melakukan sesuatu untuk lingkungan kita. Pada bagian ini, kami dibagi menjadi 2 orang setiap kelompok dan mulai membuat pertanyaan mengapa sehingga SabangMarauke mau melakukan aksinya itu (ini sebagai contoh). Hal ini betul-betul mengasah otak untuk berpikir, dan pertanyaan yang dibuat belum tentu sesuai, namun pembelajaran ini awal menuju tingkat berikutnya. (2) Brainstrom, pada bagian ini kita diajak mengeluarkan ide-ide dari yang tidak masuk akal hingga ide yang masuk akan agar dapat menemukan solusi untuk aksi kita. Konsep pada bagian ini adalah kita memberikan ide dari hal-hal kecil hingga besar kemudian kita ide itu mengecil pada titik jika sudah menemukan solusi. (3) Theory of Change, hasil dari brainstorm kita rumuskan dalam pernyataan If . . . ., Then . . . . . dan Therefor . . . . . (4) Elevator Pitch, sayangnya kami tidak latihan untuk bagian ini, padahal ini bagian terpenting dari suatu komunitas. Sebuah pernyataan yang menyatakan tentang Komunitas kita dan harus bisa disampaikan hanya dalam 30 detik, saat kita berpapasaan dengan orang di lift atau saat kita bertemu orang-orang yang punya pengaruh. Bagian ini sangat penting dalam memberi impresi mengenai komunitas kita dan sesaat saya berpikir apakah Yayasan Rumah Impian Indonesia sudah mempunyai Elevator Pitch?
Pembicara kedua adalah Cahya Wulandari yang memaparkan mengenai Pembanguan Lokal dan Organisasi. Dalam waktu sesingkat-singkatnya kami dibuat mengerti bagaimana membangun Komunitas Lokal dan bagaimana melibatkan seluruh kalangan dalam wilayah tersebut, termasuk segi pendekatan pun dijelaskan disampaikan secara detail, dimana pertama kita harus ikut berbaur dan ikut ambil bagian dalam masyarakat itu sendiri. Dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya juga, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menjadi salah satu komunitas dan ikut ambil bagian dalam melihat potensi, masalah dan solusi yang harus kami tawarkan serta langsung dipresentasikan.
Selain itu, ada juga pemaparan materi dari SDGs mengenai Jogja Masa Depan 2025 dan SDGs 2030 dan juga dari Satunama mengenai mengenal masyarakat lebih dekat dan kegiatan ini ditutup dengan membuat perencanaan aksi nyata sebagai solusi invoatif bagi permasalahan yang ada di Yogyakarta.