Roma, Avenger Cilik dari Alun Alun Utara
Nama saya Flo, saya baru saja bergabung menjadi Volunteer Dreamhouse Indonesia pada bulan Mei 2019, Pada hari pertama saya resmi menjadi volunteer Dreamhouse saya mengikuti program yang bernama Street Contact, awalnya ada perasaan kuatir karena ini pertama kalinya saya langsung turun ke jalan untuk menyapa anak anak, dalam benak orang awam yang mungkin belum mengenal bagaimanakah karakter sesungguhnya dari anak anak jalanan mungkin akan tersirat bahwa mereka adalah anak yang nakal dan sulit untuk diajak berkomunikasi, namun semua itu sudah terbantahkan ketika saya mengikuti street Contact pada hari pertama, Saya bertemu seorang anak laki laki kira kira berumur 7 tahun yang bernama Roma.
Ketika saya datang, saya melihat Roma dari kejauhan dan saya berpikir “apa yang harus saya katakan ? bagaimana saya harus menyapanya ? “ namun sembari saya memikirkan hal tersebut justru Roma dengan Romah melambaikan tanganya dan mendatangi kami sambil berkata dengn Romah “Halo Kak”. Sepatah kata darinya langsung meruntuhkan segala kekuatiran dan membuat saya tersenyum, dia menjabat tangan saya dan memberi salam dengan hormat kemudian dia mengajak kami duduk dan bermain bersama, bahkan ketika itu saya tidak perlu banyak berpikir tentang apa yang harus kami lakukan karena Roma memiliki beribu ide kreatif untuk bermain bersama, seperti salah satunya ketika dia mngajak saya untuk melakukan reka adegan ulang sebuah cuplikan film “sinetron”. Sungguh anak ini memiliki kemampuan yang luar biasa dari pada saya, Pada hari pertama kami bermain bersama dia sangat bersemangat bermain tebak kata, namun ketika kami sedang menikmati permainan, dia berhenti dan berkata “ sebentar ya kak aku antar kopi dulu”
Saya mulai menyadari betapa luar biasanya anak ini, dia membantu ibunya berjualan kopi tanpa ku mendengar keluh kesah sedikitpun, walaupun permainanya harus terhenti, taanya harus terhenti sejenak untuk mengantarkan secangkir kopi dia akan tetap kembali kepada kami dengan senyuman di wajahnya dan melanjutkan permainan, dia juga akan tetap berdiri mengantarkan kopi sampai di tangan pembeli dengan keRomahan.
Seiring berjalannya waktu banyak cerita dan gurauan yang dia sampaiakn , saya menyadari bahwa anak ini adalah anak yang cerdas, stereotype orang awam yang berpikir bahwa anak jalanan adalah anak yang dulit untuk diajak berkomuniasi dipatahkan oleh Roma di Hari Pertama, Dia memiliki kemampuan sosialisasi yang luar biasa mungkin melebihi anak anak rata rata seumuranya, berbagai ide yang dia keluarkan melalui perkataanya membuat saya melihat bahwa anak ini adalah anak yang cerdas, Dia sungguh anak yang kuat, sepanjang malam tidak kudengar rengekan atau keluh kesah dia ketika membantu ibunya, dia selalu siap ketika ibunya membutuhkan bantuanya, dan dia selalu membentu ibunya dengan senyuman, menyambut kami dengan keRomahan dan mampu membagikan beribu ceritanya yang juga menghibur dan memberi kami senyuman. Hari itu saya belajar dari Roma, Avenger Cilik dari Alun Alun Utara, Terimakasih Roma
Juna, si Sleeping Beauty cilik yang selalu ingin tahu
Juna adalah adik dari rama, saya sudah beberapa kali bertemu dengan Juna ketika Streett Contact tapi gadis cilik ini selalu tertidur ketika saya datang, berbeda dari anak kebanyakan seusianya yang sulit tertidur ataupun selalu menangis sebelum tidur, anak ini dengan mudahnya dapat tertidur pulas walaupun terdengar bising suara motor, petasan dan orang orang sekitar. Seperti sleeping beauty ketika dia tertidur sangat sulit untuk membuat dia bangun.
Namun disuatu eaktu saya mendapati dia sedang terbangun dan saya mulai bisa Mengenal sosok Juna ini, seperti kakaknya, walaupun umurnya baru 3 tahun Juna memilik kemampuan komunikasi yang luar biasa, dia sama sekali tidak pemalu ataupun pendiam seperti anak anak di usianya, pada kesempatan pertama kami bertemu dia menyapa saya dengan senyuman manis dan memberikan saya beribu pertanyaan seperti warna, hewan gambar dan hal hal kecil lainya, sungguh suatu kebahagiaan sendiri bisa memberikan jawaban dan belajar bersama anak yang sangat imut ini, Juna juga pandai menggambar, diusianya yang mungkin masih sekitar 4 tahun dia sudah bisa membuat gambar hewan wlalaupun dia berkata bahwa itu lele dan berbentuk seperti kecoak tapi dia sudah bisa mengenal bentuk dan membuat pola dengan sangat baik, Juna juga baru mengenal berbagai warna, tidak henti hentinya dia menanyakan berbagai arna dan menebak warna, belajar bersama dengan kami, hingga akhirnya dia tertidur kembali, seperti kakaknya, Juna tidak pernah merengek atau menangis, dia hanya bermain dengan riang dan berbicara denganpenuh semangat bagai sleepng beauty yang memberikan sejuta sukacita ketika dia terbangun. Terimakasih Juna.
Dila si Malaikat Pelindung
Pada kesempatan berikutnya saya mengikuti Street Contact saya bertemu dengan seorang anak perempuan manis bernama Dila, Dila memilik tutur kata yang manis dan lembut, Walaupun dia tidak begitu banyak berbicara namun saya bisa melihat bahwa dia mengekspresikan dirinya lewat gambaranya, dia mengekspresikan keinginan, harapan dan impianya lewat gambaranya, masih teringat di benak saya pertama kali saya melihat gambaranya adalh ia mennggambar dirinya memakai gaun dan hiasan rambut yang cantik didalam sebuah kamar, dia berkata “Ini Dila, ini kamar Dila sendiri, ada tempat tidur, ada bunga, ada lemari” dia menggambar semuanya itu sambil tersenyum membayangkan dirinya ada dalam gambar itu, Kami kemudian menggambar dan mewarnai bersama meneyempurnakan kreasi dan impian dalam gambar yang dilukiskan oleh tangan cilik itu. Ketika saya bertanya “ Dila kalo sudah besar mau jadi apa ?” dia menjawab “Dila mau bisa jadi pembuat mainan sama bisa ngebersihin sampah sampah yang ada disini kak” mungkin terlihat sederhana namun jawaban itu mengandung banyak arti bagi saya yang menggambarka kepribadian Dila, Dia ingin menjadi pembuat mainan agar anak anak bisa bermain dengan mainan buatan tanganya sendiri, dia ingin membersihkan lingkungan karena dia ingin melindungi lingkunganya, dengan jawaban itu juga saya melihat kesederhanaan dan kerendahan hati dari seorang anak anak yang memilik mimpi sederhana namun mimpi itu bisa memberikan senyuman bagi banyak orang, Sekali lagi saya belajar banyak dari Dila, seorang malaikat kecil pelindung.
Pada kesempatan berikutnya kemudian saya berusaha membuatkanya rumah rumahan sederhana dari kardus, saya ingin memperlihatkan kepadanya bahwa impianya itu mungkin dicapai dan dengan kesedehanaan kita juga dapat membrikan kebahagian bagi orang lain, tiada hal yang lebih membahagiakan ketika dia menyukai rumah rumahan dari kardus yang saya buatkan, Dila pun juga memiliki caranya sendiri untuk berterimakasih dengan kakak kakaknya, dia menggambar kami satu persatu dengan senyuman, thankyou Dila because of you we could find joy through small things