Aku dan Lingkunganku

Aku dan lingkunganku merupakan salah satu tema dalam pembentukan karakter anak dampingan di Children Crisis Center. Melalui pengenalan dan pemahaman anak dampingan mengenai lingkungan di sekitarnya diharapkan di masa yang akan datang mereka dapat hidup harmonis dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.

Berbagai metode dapat dilakukan oleh pendamping untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman mengenai tema ini. Salah satunya, di suatu sore yang indah Pendamping Endang mengajak anak dampingan CCC Hope Shelter (HS) Putri untuk berjalan sore.

Pendamping Endang bersama Intan, anggota HS Putri yang paling muda, Tya yang paling aktif, Rara yang dewasa, Susi yang paling ramah, dan Febri yang paling pandai memasak mulai jalan dari HS Putri sekitar pukul 16.00. Sayang sekali Laras, anggota HS Putri yang paling pintar berdandan tidak bisa ikut bersama karena kakinya tertusuk paku ketika kerja bakti sebelumnya.

Perjalanan dimulai dengan formasi Intan berada di barisan paling depan diikuti Susi, Rara, Febri, Tia dan Pendamping Endang berada di belakang. Mereka terlihat sangat lucu, seperti bebek yang sedang berbaris dan orang-orang memperhatikan mereka di sepanjang perjalanan. Mereka menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan dan tetap berhati-hati karena mereka di beberapa tempat mereka harus berjalan di pinggir jalan raya.

Mereka mengelilingi Candi Sambisari dan berhenti cukup lama di dekat sebuah pohon besar yang menarik perhatian mereka. Pohon yang seharusnya berwarna hijau kelihatan berwarna putih. Setelah diamati, ternyata sekelompok burung sedang bertengger di pohon tersebut. Jumlah burung yang bertengger di pohon tersebut tidak terhitung jumlahnya. Ratusan atau bahkan ribuan. Anak-anak menyebutkan bahwa itu Burung Kuntil.

Sambil menikmati pemandangan sore dengan suasana yang indah di sebelah sawah dengan angin yang sejuk juga sekelompok burung-burung yang terbang ke pohon besar itu. Anak-anak mulai berpikir dan bertanya kepada Pendamping Endang, “Kok bisa ya Kak, ribuan burung hidup di atas satu pohon itu? Apakah mereka tidak berkelahi satu sama lain?” “Kak, burung-burung itu pasti punya keluarga kan Kak? Ada Ayah, Ibu dan juga anaknya kan?” “Kak, kok bisa burung-burungnya berwarna putih bersih?”

Seraya beristirahat sejenak, mereka berdiskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak-anak kepada Pendamping Endang. Diskusi yang berlangsung dengan santai ditemani udara yang sejuk membawa anak-anak pada pemahaman bahwa burung-burung itu juga makhluk hidup yang memiliki kesamaan dengan manusia. Mereka punya keluarga, mereka butuh rumah, dan mereka indah dan berharga.

Dengan hati yang senang mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang. Ada yang menarik, kali ini mereka melihat pohon tapi tidak berwarna putih. Pohon itu pendek dan ada warna merah yang menarik di pohon terebut, ukurannya juga tidak biasa. Itu pohon buah jambu. Buahnya sangat merah dan memiliki dua atau tiga kali lipat dari buah jambu pada umumnya.

Anak-anak ingin sekali mencicipi buah itu. Mereka selalu diingatkan jika menginginkan sesuatu harus bilang atau ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya. Tidak boleh langsung diambil sebab itu artinya mencuri dan itu bukan perilaku yang baik. Mereka bertanya kepada Pendamping, Kak Endang, “Kak boleh kita minta buahnya?”. “Boleh, tetapi jika seandainya tidak dikasih jangan marah sebab itu pohon itu bukan milik kita,” kata Kak Endang.

Ibu dan bapak pemilik pohon tersebut sangat baik, mereka memberikan jambu tersebut satu-persatu kepada semuanya. Mereka semua senang, sebab itu adalah buah yang lumayan langka dan mahal. Jambu Darsono, itu enak sekali. Tak lupa berterimakasih, mereka melanjutkan perjalanan pulang HS Putri dengan bahagia. “Coba tadi kita tidak jalan-jalan sore ini, mungkin kita tidak akan menikmati buah ini dan melihat rumah burung-burung kuntil itu,” celetuk salah satu dari mereka.

Melalui kegiatan ini anak-anak belajar mengenal lingkungannya. Mereka bisa mengamati secara langsung bahwa burung-burung butuh pohon sebagai rumah bagi mereka. Anak-anak secara langsung bersosialisasi kepada masyarakat dan belajar untuk ramah kepada sesama.

Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, sebab menyadarkan mereka dengan memperlihatkan hal-hal yang terjadi di luar Hope Shelter Putri, bahwa banyak yang mereka harus saksikan sendiri dan dari sana mereka belajar dalam bersikap terhadap lingkungannya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.